tag:blogger.com,1999:blog-73923818402986633512024-03-13T10:42:45.694-07:00Me and My ActNama saya Maria Ramandita dan teman saya Hayyu Amaliadana Anhar. Kami sekolah di R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan, tepatnya di kelas XI IPA 7. Welcome to my blog :)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-76908806102533750732012-11-02T19:21:00.002-07:002012-11-02T19:21:18.083-07:00Tari khas Lamongan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgszEdFrnQJvqSqEJnqgAH_RvJTaWcAr-AtX7Vexmbll-ajtUcOHucjOYco0eRTqlc-GFQtUYj8TSZ0L0wGTrDFUoLG0fk6HOuwXAQ9htZMy3EtwY9-AR6JbmFxJwhFVyBa5sftlyZgSl0/s1600/tari+boranan.blogspot.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgszEdFrnQJvqSqEJnqgAH_RvJTaWcAr-AtX7Vexmbll-ajtUcOHucjOYco0eRTqlc-GFQtUYj8TSZ0L0wGTrDFUoLG0fk6HOuwXAQ9htZMy3EtwY9-AR6JbmFxJwhFVyBa5sftlyZgSl0/s1600/tari+boranan.blogspot.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #cc66cc; font-family: times new roman; font-size: 130%;">
Tari Boranan merupakan kreasi terbaru dari daerah Lamongan. Nama tari
tersebut terinspirasi dari makanan tradisional Lamongan yaitu "<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Nasi Boranan</span>". <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Boran</span> adalah istilah khas Lamongan yang terbuat dari bambu untuk tempat nasi. <br /><span class="fullpost"><br />Dalam
penampilan Tari Boranan, dibawakan secara berpasangan degan membawa
properti bakul ( boran). Tari Boranan pernah mengikuti lomba Tarian
Daerah di Jakarta, tepatnya </span><span style="color: #cc66cc; font-family: times new roman; font-size: 130%;">di
Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) dalam rangka Hari Pariwisata
Nasional. Semua orang terpaku akan kecantikan tarian tersebut, sehingga
mendapat juara 1 dan dikirim kenegara Thailand. <br /> Setiap ada
kegiatan kesenian, Tari Boranan selalu mengisi acara tersebut. Termasuk
juga vestifal HJL ( Hari Jadi Lamongan ) Tari Boranan juga ditampilkan
yang dibawakan oleh <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">440 putri Lamongan</span> bertepatan dengan <span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Hari Jadi Lamongan yang ke- 440</span> </span>di alun - alun Kota Lamongan. Para penari terlihat begitu lincah, serasi, dan kompak dalam membawakan Tari Boranan. </span><br /><span style="color: #cc66cc; font-family: times new roman; font-size: 130%;">
Para warga terlihat antusias dan datang berbondong untuk memperingati
Hari Jadi Lamongan, selain itu mereka juga ingin melihat Kesenian Khas
Daerah yang dicintai seperti Tari Boranan Tari Turonggo Solah, dan Tari
Mayang Madu.</span></span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-90098263397935182042012-11-02T08:04:00.000-07:002012-11-02T08:04:46.732-07:00Situs Batujaya<em>Berdasarkan analisis bangunan dan peninggalan artefak yang ada,
Batujaya merupakan kompleks candi tertua di Pulau Jawa.</em>
<div class="wp-caption alignleft" id="attachment_238" style="width: 310px;">
<div class="wp-caption-text">
Situs Batujaya</div>
</div>
Sebelum setengah abad yang lalu, dunia arkeologi memang sepi dari
temuan yang berarti. Namun sejak Situs Batujaya ditemukan pertama kali
oleh warga di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa
Barat, para arkeologi tercengang. Temuan itu boleh jadi merupakan
prestasi terbesar di Asia selama 50 tahun terakhir ini.<br />
Betapa tidak, berdasarkan riset para arkeolog dari Jurusan Arkeologi
Universitas Indonesia (UI), jumlah candi yang sudah diteliti
(diekskavasi) di kawasan Batujaya sejak ditemukan pada tahun 1984 hingga
2000 itu mencapai 11 candi.<br />
Malah menurut riset yang digarap Pusat Penelitian dan Pengembangan
Arkeologi Nasional (P3AN), hingga 2006 lalu di kawasan itu ada sekitar
31 candi. Dua di antaranya yang paling monumental adalah Candi
Blandongan dan Candi Jiwa.<br />
Keduanya berbentuk bujur sangkar dan bercorak Budha. Kedua candi
tersebut sangat berbeda dibandingkan candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang dibuat dengan bahan batu.<br />
Candi Blandongan dan Jiwa tersusun dari bata merah yang konon
dicampur dengan kulit kerang. Maklum, ketika itu sangatlah sulit
menemukan batuan andesit di lokasi yang tak jauh dari pantai utara Jawa.<br />
Sementara itu, lapisan dinding dan hiasan candinya menggunakan bahan
yang unik, yakni stuko atau campuran dari pasir, kerikil, dan kulit
kerang. Candi Blandongan berukuran lebih besar, dengan panjang dan lebar
masing-masing 24,2 meter.<br />
Candi bertingkat satu dengan satu stupa di tengahnya ini punya empat
tangga yang berfungsi sebagai pintu.<br />
Menurut Hasan Djafar, arkelog dari UI yang menjadi Ketua Tim
Penelitian Batujaya, dengan desain arsitektur seperti itu, Candi
Blandongan diduga merupakan candi utama di kompleks Batujaya.<br />
Sementara itu, Candi Jiwa yang berukuran panjang dan lebar masing-
masing 19 meter serta tinggi 4,7 meter itu tidak memiliki pintu dan
tangga.<br />
Bentuk semacam ini jelas tidak ditemukan pada candi manapun di
Indonesia. Pada bagian atas candi tersusun bata melingkar dengan ukuran
diameter enam meter.<br />
Para arkeolog menduga bangunan tersebut merupakan stupanya. Bentuk di
bagian atas laksana bunga padma atau teratai. Di tengahnya terdapat
denah struktur melingkar sebagai tempat stupa atau lapik patung Budha.<br />
Candi Tertua Berdasarkan analisis bangunan dan peninggalan artefak
yang ada, Djafar yakin, Batujaya merupakan kompleks candi tertua di
Pulau Jawa.<br />
Alasannya, umur benda-benda bersejarah itu berasal dari abad ke-2
hingga ke-12. Dengen demikian, Situs Batujaya berada di ambang batas
masa prasejarah dan sejarah.<br />
Seperti diketahui, batas masa prasejarah adalah sebelum tahun 400
Masehi. Beragam benda kuno yang ditemukan antara lain arca, manikmanik
(terbuat dari batu, kaca, dan emas), serta tembikar yang berjumlah
sekitar 10.000 buah.<br />
Tembikar yang berupa perikuk, kuali, kendil, piring, mangkok, guci,
tungku, bandul jala, dan lain-lain ini berasal dari berbagai daerah dan
negara.<br />
Sementara itu, 30 fosil kerangka manusia yang ditemukan, berdasarkan
analisis arkeolog, berasal dari periode prasejarah yang disebut Buni
Pottery Complex atau Kompleks Tembikar Buni.<br />
Buni merupakan bekas permukiman prasejarah yang punya tradisi
menguburkan mayat yang dibekali benda-benda berharga seperti gelang
kaca, manik-manik (yang terbuat dari kaca, batu, atau emas), dan
lain-lain.<br />
Buni ditemukan di dekat Kali Bekasi. Melalui berbagai penemuan
mencengangkan itulah wajar kalau para arkeolog menyimpulkan Situs
Batujaya sebagai penemuan arkeologi terbesar di Asia dalam 50 tahun
terakhir ini.<br />
Kini, Anda pun bisa menikmati jejak-jejak dan hasil karya nenek
moyang kita yang fenomenal itu. Apalagi, akses ke lokasi yang terletak
di koordinat 6o 6’ 15” – 6o 6’ 17” Lintang Selatan dan 107o 9’ 1” – 107o
9’ 3” Bujur Timur itu mudah dijangkau. Usai dipugar, Situs Batujaya
semakin ramai dikunjungi masyarakat luas.<br />
Apalagi menjelang hari raya Waisak, umat Budha memanfaatkan candi itu
untuk menggelar upacara suci tersebut. Tak cuma itu, warga non-Budha
pun terlihat menaruh sesaji di Candi Jiwa itu usai panen raya.<br />
Menurut keterangan warga, pemberian sesaji itu merupakan bentuk
terima kasih kepada Dewi Sri atas panen padi yang berlimpah.<br />
Menurut ajaran Hindu, semua yang mengatur masalah keberhasilan
membudidayakan tanaman padi tak terlepas dari peran Dewi Sri.<br />
Lumbung Beras Terlepas dari mitos tersebut, faktanya Karawang memang
dikenal sebagai lumbung beras nasional. Tanahnya subur.<br />
Para petani bebas menanam padi sepanjang tahun tanpa harus menunggu
musim hujan tiba. Karawang juga tak pernah dilanda kekeringan. Air
irigasi yang berasal dari Sungai Citarum itu mencukupi kebutuhan
budidaya tanaman.<br />
Citarum adalah sungai purba yang mengalir mulai dari hulu di Gunung
Wayang, Malabar hingga bermuara di Laut Jawa. Sungai yang memiliki lebar
40 hingga 60 meter di bagian hilir ini berkelak-kelok dan mempunyai
tiga anak sungai; Solo Bungin, Solo Balukbuk, dan Muara Gembong. Selain
itu, kawasan Batujaya juga dialiri tiga sungai lainnya, yakni Pakis,
Sukajaya, dan Cikiong.<br />
<div class="wp-caption alignleft" id="attachment_239" style="width: 405px;">
<div class="wp-caption-text">
Lokasi Situs Batujaya</div>
</div>
Dengan kondisi topografi se macam ini, tak heran kalau di masa lampau
Batujaya dijadikan kawasan persawahan dan perkebunan. Karena lokasinya
sangat dekat dengan pantai (sekitar enam kilometer dari Candi Batujaya),
sebagian penduduk tempo dulu berprofesi sebagai nelayan.<br />
Jejak itu terlihat jelas dengan adanya jaring bandul dan sisa-sisa
merang yang ditemukan di Candi Batujaya.<br />
Berbekal berbagai temuan bendabenda purbakala itu, kita sebenarnya
bisa merekonstruksi masa lalu. Puluhan ribu tembikar yang ditemukan itu
merupakan representasi dari hiruk pikuknya berbagai kegiatan pertanian,
perdagangan, dan penangkapan ikan masa lalu.<br />
Di sektor perdagangan misalnya, nenek moyang kita itu sudah menjalin
hubungan dagang dengan berbagai negara seperti Thailand, Vietnam, Cina,
Eropa, dan India.<br />
Tembikar Arikamedu yang ditemukan di Batujaya misalnya, sebenarnya
berasal dari pelabuhan kuno di India Selatan pada abad ke-1.<br />
Mereka juga sudah mengenal stratifikasi sosial dan kepemimpinan jauh
sebelum Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-5.<br />
Transaksi perdagangan bukan hanya terjadi di daerah pantai. Melalui
Sungai Citarum, aneka barang kuno itu disalurkan hingga ke
pedalaman-pedalaman.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-4563968634580812722012-11-02T07:59:00.000-07:002012-11-07T17:03:17.037-08:00Biografi Cut Nyak Dien<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzRTb_ebWaT7Ql8toIX52KBmXQBc43e_asc8UZTrIQij8KlukU0WyG2n1NAfu-eQbkBIHe3rWuP5Is9VGuE1jssOEITcpMZg8E2RvU-Sdt7Qj_z609AR9fFfDyqnQP0vaFQqjK6iuk3Wk/s1600/dhien_1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzRTb_ebWaT7Ql8toIX52KBmXQBc43e_asc8UZTrIQij8KlukU0WyG2n1NAfu-eQbkBIHe3rWuP5Is9VGuE1jssOEITcpMZg8E2RvU-Sdt7Qj_z609AR9fFfDyqnQP0vaFQqjK6iuk3Wk/s320/dhien_1.jpg" width="305" /></a></div>
<div style="color: black;">
<b>pahlawan nasional</b>, sang wanita baja dari tanah serambi Mekkah, <b>tokoh
pejuang kemerdekaan</b>
yang berkiprah sebelum masa kebangkitan nasional. Namanya begitu
populer sehingga sutradara Eros Djaroet pernah mengangkat kisah
kehidupan (biografinya) dalam layar lebar. Cut Nyak Din lahir di
Lampadang Provinsi Aceh tahun 1850 dan wafat dalam pengasingan di
Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. Cut Nyak Din menikah pada usia 12
tahun dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Namun pada suatu pertempuran di
Gletarum,Juni 1878, sang suami Teuku Ibrahim gugur. Kemudian Cut Nyak
Dien bersumpah hanya akan Menerima pinangan dari laki-laki yang bersedia
membantu Untuk menuntut balas kematian Teuku Ibrahim. </div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7392381840298663351" name="more"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; text-align: center;">
</div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; text-align: center;">
</div>
<div style="color: black;">
Cut Nyak Din akhirnya menikah kembali dengan Teuku Umar
tahun 1880 juga seorang pejuang Aceh yang sangat disegani Belanda. Sejak
menikah dengan Teuku Umar, tekad perjuangan Cut Nyak Din makin besar.
Ia berjuang bersama suaminya sejak tahun 1893 hingga Maret 1896. Dalam
perjuangannya Teuku Umar berpura-pura bekerjasama dengan Belanda sebagai
taktik untuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang lainnya.
Sementara itu Cut Nyak Din berjuang melawan Belanda di kampung halaman
Teuku Umar. Teuku Umar akhirnya kembali lagi bergabung dengan para
pejuang Aceh lainnya setelah berhasil mendapatkan peralatan perang dan
taktiknya diketahui Belanda. Tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur
dalam pertempuran sengit di Meulaboh, namun Cut Nyak Din teus melawan
Belanda dengan cara bergerilya. Ia tidak pernah mau berdamai dengan
Belanda yang disebutnya ”kafir-kafir”. Perjuangannya yang berat dengan
bergerilya keluar masuk hutan membuat kondisi pasukan dan kesehatannya
mengkhawatikan. Cut Nyak Dien menderita sakit encok dan matanya menjadi
rabun. Merasa kasihan dengan kondisi pimpinannya, para pengawal Cut Nyak
Dien akhirnya membuat kesepakatan dengan Belanda bahwa Cut Nyak Dien
boleh ditangkap dengan catatan diperlakukan secara terhormat danbukan
sebagai penjahat perang. Setelah menjadi tawanan, Cut Nyak Dien masih
sering didatangi para simpatisan dan orang-orang syang setia kepadanya.
Belanda menjadi curiga sehingga Cut Nyak Dien diasingkan di Sumedang
Jawa Barat tanggal 11 Desemeber 1905. </div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
Cut Nyak dien akhirnya wafat di pengasingan. Ia tetap dikenang rakyat
Indonesia sebagai pejuang yang berhati baja sekaligus ibu dari rakyat
Aceh. Pemerintah RI menganugerahi gelar pahlawan kemerdekaan nasional
berdasarkan SK Presiden RI No 106/1964.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-12842002419852761252012-11-02T07:48:00.000-07:002012-11-02T07:48:31.012-07:00Teknik mebuat pupuk Organik<h3 class="post-title
entry-title">
Pembuatan Pupuk Dengan Bantuan Bakteri EM4 </h3>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="color: #548dd4; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM</span></b><span style="color: #548dd4; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pupuk EM
adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi
pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.<br />
<br />
Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :<br />
</span><b><span style="color: #548dd4; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pembuatan
bakteri penghancur (EM).</span></b><b><span style="color: #548dd4; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></b><b><span style="color: #548dd4; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Bahan-bahan</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"> :</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
<br />
* Susu sapi atau susu kambing murni.<br />
* Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.<br />
* Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala
ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas +
10 liter air bersih.<br />
</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Alat-alat
yang diperlukan :</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
<br />
Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.<br />
</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara
pembuatan :</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
<br />
* Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender)
dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.<br />
* Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.<br />
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.<br />
* Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.<br />
* Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.<br />
<br />
Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri
sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan
bau hasil proses bakteri. Link:
http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/<br />
</span><b><span style="color: #e36c0a; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara
Pembiakan Bakteri</span></b><span style="color: #e36c0a; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau
koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan
pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur
pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:<br />
</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Bahan dan
Komposisi:</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
<br />
1 liter bakteri<br />
3 kg bekatul (minimal)<br />
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)<br />
¼ kg terasi<br />
5 liter air<br />
Alat dan Sarana:<br />
<br />
Ember<br />
Pengaduk<br />
Panci pemasak air<br />
Botol penyimpan<br />
Saringan (dari kain atau kawat kasa)<br />
Cara Pembiakan:<br />
<br />
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.<br />
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah
harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.<br />
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena
kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri
yang akan dibiakkan).<br />
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2
hari.<br />
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk
setiap hari kurang lebih 10 menit.<br />
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian
disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat
(agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).<br />
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat
kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti
yang akan diuraikan dibawah ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Catatan:
Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air
kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Menakar
Komposisi Kandungan EM4 </span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">HORISON</span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">OLEH: WAYAN
NITA</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Teknologi
EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian,
peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah
banyak kalangan masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu
tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.<br />
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari
lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125
Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari
mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan
multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah.
Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap
langsung oleh akar tanaman.<br />
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,
actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik
membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat
dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi
untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk
fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan
organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat
yang dihasilkan.<br />
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang
dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik,
menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk
mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan
fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan
alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga
dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.<br />
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan
humus tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik
menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah
klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan
mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari
udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau
limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan,
meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi
pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan
mengurangi molaritas Benur.<br />
Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk
butiran yang mengandung 90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat
proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2 terdiri dari 80 species yang
disusun berdasarkan perbandingan tertentu.<br />
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah
mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen. EM3 terdiri dari 95%
bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang berfungsi
membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri
fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4
terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik
tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja
dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida organik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mari membuat kompos skala rumah tangga</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Salah satu
dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola
sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.<br />
<br />
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic.<br />
Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan
tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan
pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak merepotkan bahkan
selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.<br />
<br />
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang
diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan
membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan
menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh
lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan
teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.<br />
<span style="color: #00b0f0;"><br />
</span></span><b><span style="color: #7030a0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Bagaimana
Kompos Terjadi</span></b><span style="color: #7030a0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Sampah
organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis
mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian
ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban.
Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6
minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru
berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan
timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan
organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan
dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus
dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.<br />
</span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Peralatan</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur
disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan
sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk
pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk
mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat
ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan
dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke
bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.<br />
</span><b><span style="color: #92d050; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara
Pengomposan</span></b><b><span style="color: #92d050; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Campur 1
bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.<br />
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan
dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan
bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam
atau sapi ) dapat pula dicampurkan .<br />
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2
hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.<br />
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau
sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan
membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan
ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.<br />
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang
kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.<br />
<br />
Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat
mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat
memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan
cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen)
untuk dapat bernapas.<br />
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk
mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan
effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara Membuat Pupuk Cair Organik</span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Bahan dan
Alat:</span></b><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">1 liter
bakteri<br />
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan
daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar,
nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)<br />
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya<br />
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan
air<br />
30 kg kotoran hewan<br />
Air secukupnya<br />
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara Pembuatan:</span></b><span style="color: red; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.<br />
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.<br />
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian
ditutup rapat.<br />
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat
dibuka.<br />
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk
disimpan/digunakan.<br />
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2
liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama.
Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap
digunakan. Demikian seterusnya.<br />
Kegunaan:<br />
<br />
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.<br />
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah
diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus,
penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.<br />
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur
dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida
lainnya seperti tembakau.<br />
Link: <a href="http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/">http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/</a></span></div>
<b><span style="color: #8000ff; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara Membuat
Pupuk Hijau Organik</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pupuk Hijau</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman
atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.<br />
</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Bahan dan
Komposisi:</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
<br />
200 kg hijau daun atau sampah dapur.<br />
10 kg dedak halus.<br />
¼ kg gula pasir/gula merah.<br />
¼ liter bakteri.<br />
200 liter air atau secukupnya.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Cara
Pembuatan:</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
<br />
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.<br />
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.<br />
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.<br />
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau
gula merah. Aduk hingga rata.<br />
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau
daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk
hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.<br />
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-62914511043701750352012-10-29T02:59:00.000-07:002012-10-29T20:53:10.136-07:00Materi Kepramukaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ9KXlA4OIJSu0q7WbA2AAW39LbsbqKFiKWdwv16VjZIFldZowUy5si8uR4_YVv7v-DSwbJ5-4HnXYltTL7UzJsjKtr16vyQJpXWJiYqb5ne38DKbxn1nIsjXDG7CXC8s2GItqarlWcDs/s1600/2+tunas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ9KXlA4OIJSu0q7WbA2AAW39LbsbqKFiKWdwv16VjZIFldZowUy5si8uR4_YVv7v-DSwbJ5-4HnXYltTL7UzJsjKtr16vyQJpXWJiYqb5ne38DKbxn1nIsjXDG7CXC8s2GItqarlWcDs/s1600/2+tunas.jpg" /></a></div>
<h2>
<b><span style="color: magenta;">Sejarah Singkat
Gerakan Pramuka</span><br />
</b></h2>
A. <b>Pendahuluan</b><br />
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak
dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord
Robert Baden Powell of Gilwell.<br />
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan
remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh
berkembang menjadi gerakan kepramukaan.<br />
B. <b>Riwayat hidup Baden Powell</b><br />
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth.
Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford,
yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.<br />
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan
banyak sekali dan menarik diantaranya :<br />
a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan
watak ibunya.<br />
b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang,
berkemah, olah raga dan lain-lainnya.<br />
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main
musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga
disukai teman-temannya.<br />
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13
Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung
serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.<br />
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127
hari dan kekurangan makan.<br />
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil
kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.<br />
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan
petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas
penyelidik dengan baik.<br />
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar
Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.<br />
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah
Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal
25 Juli 1907 selama 8 hari.<br />
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan
Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan
dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George
pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri,
Kenya, Afrika.<br />
C. <b>Sejarah Kepramukaan Sedunia</b><br />
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara
latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat
buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di
Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.<br />
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan
organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang
kemudian diteruskan oleh istri beliau.<br />
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak
serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai
pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba
yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.<br />
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah
berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success
(Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang
harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.<br />
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia
Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu
Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).<br />
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark<br />
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris<br />
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria<br />
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda<br />
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis<br />
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria<br />
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris<br />
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina<br />
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani<br />
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat<br />
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang<br />
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia<br />
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan<br />
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada<br />
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia<br />
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan<br />
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda<br />
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan<br />
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand<br />
Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands Park Inggris<br />
Tahun 2011 Jambore XXII di Rikaby, Swedia<br />
Tahun 15 Jambore XXIII di kirarahama, Jepang<br />
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan
baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de
Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang
kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama
Gilwell Park.<br />
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan
Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan
sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968
Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.<br />
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang
berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson
(Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh
R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.<br />
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa
Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan
Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia
Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.<br />
<h2>
<b><span style="color: #ff6600;">Sejarah Gerakan
Pramuka Indonesia</span><br />
</b></h2>
A. <b>Pendahuluan</b><br />
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah
perkembangan Kepramukaan di Indonesia.<br />
B. <b>Sejarah Singkat Gerakan Pramuka</b><br />
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar
ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama
Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan
didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV
(Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu
Hindia Belanda).<br />
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan
yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader
pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan
antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java
Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat
Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).<br />
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah
Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.<br />
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka
pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan),
PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu
Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.<br />
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga
tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.<br />
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat
Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan.<br />
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100
organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu
IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO
(Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan
Kepanduan Puteri Indonesia)<br />
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi
satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).<br />
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih
lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh
pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di
negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo
menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka
perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden
RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.<br />
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan
sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang
menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang
keberadaannya.<br />
C. <b>Perkembangan Gerakan Pramuka</b><br />
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya
seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga
pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih
kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.<br />
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang
dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus
Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan
dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka
menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang
pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan
Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional
mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi.
Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari.
Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970
menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan
instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam
penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan
pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan
kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.<br />
<span style="color: magenta;"> Ditulis oleh : Drs. Ringsung
Suratno, M.Pd</span><br />
<div>
<b>Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka </b></div>
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar
belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan,
kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari ungkapan yang telah
dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di
Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan
jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.<br />
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS
Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan
Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal
330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan
adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741)
dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana
Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian
kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
(Lampiran C Ayat 8).<br />
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena
itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan
tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di
Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa
kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan
harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi
satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri
atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono,
Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi
dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu
sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112
Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana
Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang
disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan
atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor
121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan
Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo
Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor
238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.<br />
<b><br />
</b><br />
<h2>
<b> <span style="color: lime;">Kelahiran Gerakan
Pramuka</span></b></h2>
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling
berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh
dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di
Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai <b>HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA</b><br />
<ul>
<li>Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20
Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan
menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda
Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan
Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus
dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.</li>
<li>Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan
ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di
Istana Olahraga Senayan pada tanggal <b>30 Juli 1961</b>.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai <b>HARI IKRAR GERAKAN
PRAMUKA</b>.</li>
<li>Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti
defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului
dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini
terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.</li>
</ul>
<h2>
<b>Gerakan Pramuka Diperkenalkan</b></h2>
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada
peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan
dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961
perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis
Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini
secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu
terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam
Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam
realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961,
tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan
rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota
Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota
Kwarnari.Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan
Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil
Ketua merangkap Ketua Kwarnari.<br />
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta,
tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000
anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai
pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas,
Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda
penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional
Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua
Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum
pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal <b>14 Agustus
1961</b> ini kemudian dilakukan sebagai <b>HARI PRAMUKA</b>
yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan
Pramuka.<br />
<h2>
Gerakan Pramuka Indonesia</h2>
<b>Gerakan Pramuka Indonesia</b> adalah nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari <i>praja
muda karana</i>, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.<br />
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan,
Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.<br />
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di
luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi
pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.<br />
<h2>
Sifat</h2>
Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah
kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang
dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas
kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka
Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi
wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan
kanan baju Pramuka.<br />
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di
Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas,
yaitu :<br />
<ul>
<li><b>Nasional</b>, yang berarti suatu organisasi yang
menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan
pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Internasional</b>, yang berarti bahwa organisasi
kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan
rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan
bangsa.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Universal</b>, yang berarti bahwa kepanduan dapat
dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja,
yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar
dan Metode Kepanduan.</li>
</ul>
<h2>
Fungsi</h2>
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:<br />
<ul>
<li><b>Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda</b></li>
</ul>
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan
mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan
aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.
Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.<br />
<ul>
<li><b>Pengabdian bagi orang dewasa</b></li>
</ul>
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu
tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa
ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi
suksesnya pencapaian tujuan organisasi.<br />
<ul>
<li><b>Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi</b></li>
</ul>
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan
berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.<br />
<h2>
Tujuan</h2>
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia
dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;<br />
<ul>
<li>anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur
serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.</li>
</ul>
<ul>
<li>anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan
keterampilannya.</li>
</ul>
<ul>
<li>anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.</li>
</ul>
<ul>
<li>anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna,
yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.</li>
</ul>
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua
kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus
mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.<br />
<h2>
Tugas Pokok</h2>
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan
Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa
Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan
tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan,
kebutuhan dan minat peserta didiknya.<br />
Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan
Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional
bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang
merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam ikut membantu pelaksanaan
GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala
peraturan perundang-undangannya.<br />
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha
membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat.
Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan,
adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota Pramuka,
sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan
tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua anggotanya
dan masyarakat di lingkungannya.<br />
<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: #ccffcc;">Kelompok
umur dan tingkatan</span></h2>
<h3>
Kelompok umur</h3>
<b>Kelompok umur</b> adalah sebuah tingkatan dalam
kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.<br />
Kelompok dibagi menjadi 4 :<br />
<ul>
<li>Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan <b>Pramuka Siaga</b></li>
<li>Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan <b>Pramuka Penggalang</b></li>
<li>Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan <b>Pramuka Penegak</b></li>
<li>Kelompok umur 21 – 25 tahun disebut dengan <b>Pramuka Pandega</b></li>
</ul>
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang
yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya <b>Pramuka
Pembina</b>, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin
Pramuka. Dan <b>Pramuka Andalan</b>, adalah anggota Pramuka
yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh
lainnya adalah <b>Pelatih</b>, <b>Pamong Saka</b>, <b>Staff
Kwartir</b> dan <b>Majelis Pembimbing</b>.<br />
<h3>
Tingkatan</h3>
Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan
oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan <i>Syarat-syarat
Kecakapan Umum</i> atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang,
masing-masing <i>Kelompok umur</i> memiliki tiga Tingkatan. Untuk
Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu
tingkatan.<br />
<ul>
<li>Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.</li>
</ul>
<ul>
<li>Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit,
Penggalang Terap</li>
</ul>
<ul>
<li>Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana</li>
</ul>
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda,
yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.<br />
<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: blue;">Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan</span></h2>
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan
dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan
pendidikan lainnya.<br />
Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah
menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya
untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa
prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara
menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi
itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.<br />
Dalam <i>Anggaran dasar Gerakan Pramuka</i> dinyatakan bahwa
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:<br />
<ul>
<li>Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;</li>
</ul>
<ul>
<li>Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;</li>
</ul>
<ul>
<li>Kepedulian terhadap diri pribadinya;</li>
</ul>
<ul>
<li>Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.</li>
</ul>
<h4>
Prinsip dasar</h4>
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan
Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan
oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga
pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran,
kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.<br />
<h4>
Metode</h4>
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :<br />
<ul>
<li>Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;</li>
</ul>
<ul>
<li>Belajar sambil melakukan;</li>
</ul>
<ul>
<li>Sistem berkelompok;</li>
</ul>
<ul>
<li>Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan</li>
</ul>
Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;<br />
<ul>
<li>Kegiatan di alam terbuka;</li>
</ul>
<ul>
<li>Sistem tanda kecakapan;</li>
</ul>
<ul>
<li>Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;</li>
</ul>
<ul>
<li>Sistem among.</li>
</ul>
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan
Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu
sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu
dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang
spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.<br />
<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: blue;">Kode
Kehormatan</span></h2>
<b>Kode Kehormatan</b> Pramuka yang terdiri atas Janji yang
disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu
unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.<br />
<h3>
Satya</h3>
Satya adalah :<br />
<ul>
<li>Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;</li>
</ul>
<ul>
<li>Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji;</li>
</ul>
<ul>
<li>Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan
visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi
maupun anggota masyarakat lingkungannya.</li>
</ul>
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik,
yaitu <b>Dwisatya</b> dan <b>Trisatya”</b><br />
<h4>
Dwisatya</h4>
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga.
selengkapnya berbunyi sebagai berikut :<br />
<h4>
Trisatya</h4>
<b>Dwisatya Pramuka Siaga</b><br />
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:<br />
<ul>
<li>menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.</li>
<li>setiap hari berbuat kebajikan.</li>
</ul>
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam
Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama
yang menjadi panutan setiap Pramuka.<br />
Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi
atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap
ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah
putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang,
penegak dan pandega.<br />
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk
Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.<br />
<ul>
<li>Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :</li>
</ul>
<b>Trisatya</b><br />
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:<br />
<ol>
<li>menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.</li>
<li>menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat</li>
<li>menepati Dasadharma<br />
</li>
</ol>
<ul>
<li>Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :</li>
</ul>
<b>Trisatya</b><br />
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:<br />
<ol>
<li>menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.</li>
<li>menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat</li>
<li>menepati Dasadarma.</li>
</ol>
<h3>
Dharma</h3>
Dharma adalah :<br />
<ul>
<li>Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan
budi pekerti luhur.</li>
</ul>
<ul>
<li>Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik
menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat
dimana ia hidup dan menjadi anggota.</li>
</ul>
<ul>
<li>Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan
masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong;</li>
</ul>
<ul>
<li>Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan
Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan
kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.</li>
</ul>
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik,
yaitu <b>Dwidharma</b> dan <b>Dasadharma”</b><br />
<h4>
Dwidharma</h4>
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :<br />
<b>Dwidarma Pramuka Siaga</b><b> </b><br />
<ul>
<li>Siaga berbakti kepada ayah bundanya.</li>
<li>Siaga berani dan tidak putus asa.</li>
</ul>
<h4>
Dasadharma</h4>
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:<b> </b><br />
<b>Dasadharma</b><br />
Pramuka itu:<br />
<ol>
<li>Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.</li>
<li>Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.</li>
<li>Patriot yang sopan dan kesatria.</li>
<li>Patuh dan suka bermusyawarah.</li>
<li>Rela menolong dan tabah.</li>
<li>Rajin, terampil, dan gembira.</li>
<li>Hemat, cermat, dan bersahaja.</li>
<li>Disiplin, berani, dan setia.</li>
<li>Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.</li>
<li>10.Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan</li>
</ol>
<h2>
Kegiatan</h2>
Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus
menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut.<br />
Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat
dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan
anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan kebutuhan
bangsa dan masyarakat Indonesia.<br />
Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah
pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani,
bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan
yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan Sistem
Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.<br />
<h2>
Tanda Pengenal</h2>
Macam-macam Tanda Pengenal<br />
<h3>
Tanda Umum</h3>
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, baik putra maupun putri.<br />
Macamnya: – Tanda tutup kepala, – setangan / pita leher, – tanda
pelantikan, – tanda harian, – tanda WOSM.<br />
<h3>
Tanda Satuan</h3>
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan
Pramuka bergabung.<br />
Macamnya: – Tanda barung / regu / sangga, – gugus depan, – kwartir, –
Mabi, – krida, – saka, – Lencana daerah, – satuan dan lain-lain.<br />
<h3>
Tanda Jabatan</h3>
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka
dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.<br />
Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, –
sulung, pratama, pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan
Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong
Saka, Dewan Saka dan lain-lain.<br />
<h3>
Tanda Kecakapan</h3>
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap,
tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan
usianya.<br />
Macamnya: – Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda
keahlian lain bagi orang dewasa.<br />
<h3>
Tanda Kehormatan</h3>
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan
bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara
dan umat manusia.<br />
Macamnya: – Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang
wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti,
Wiratama, Melati, Tunas Kencana.<br />
<h3>
Tanda Jasa</h3>
<h2>
Sistem Among</h2>
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan
bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur
perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri
peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan
oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.<br />
<h2>
Sistem Tanda Kecakapan</h2>
Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.<br />
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu
cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui
kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang
bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh anggota yang memakai
tanda-tanda itu.<br />
<ul>
<li>Tanda Kecakapan Umum.</li>
<li>Tanda Kecakapan Khusus.</li>
</ul>
<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: maroon;">LAMBANG
GERAKAN PRAMUKA</span></h2>
Lambang Gerakan adalahtanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita
setiap anggota<br />
<h2>
Bentuk</h2>
Gerakan Pramuka Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete
Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping) Penjabaran tentang Lambang ini
ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan
Pramuka.<br />
<h2>
Arti kiasan</h2>
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti
Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus
bangsa).</li>
<li>Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang
yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.</li>
<li>Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah
orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun</li>
<li>Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka
memiliki cita-cita yang tinggi.</li>
<li>Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar
yang kuat.</li>
<li>Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna
bagi nusa, bangsa dan agama.</li>
<li>Lambang keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah</li>
<li>Lambang 10 api yang berkobar melambangkan dasadarma</li>
<li>Padi dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang</li>
<li>Kode daerah melambangkan daerah kota daerah</li>
<li>Nama kabupaten melambangkan kota cabang</li>
<li>Bintang melambangakan 5 sila pancasila</li>
</ol>
<h2>
Penggunaan</h2>
<ul>
<li>Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera,
Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi
Gerakan Pramuka</li>
</ul>
<ul>
<li>Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan
untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang
termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota
Gerakan Pramuka.</li>
</ul>
<ul>
<li>Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan
mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada
masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam
Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang
berjiwa Pancasila</li>
</ul>
<b>Gerakan Pramuka Indonesia</b> adalah nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari <i>praja
muda karana</i>, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.<br />
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan,
Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.<br />
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di
luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi
pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-61939909544017490752012-10-28T23:35:00.000-07:002012-10-29T02:49:11.535-07:00DEWAN AMBALAN sebagai ajang kreasi dan beraksi <link href="file:///C:%5CUsers%5Cksy%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cksy%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cksy%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:SimSun;
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:宋体;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
@font-face
{font-family:"\@SimSun";
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
</style> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hay guys, saya Dita dan teman saya Hayu akan menunjukkan
aksi kita dalam ekstra yang kita guleti di sekolah kita tercinta, yaitu SMAN 1
Lamongan.</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj126pct-uT5NWRkKH8q7hE1w_ux5Zu9Rx03HSNpQUfNIkFJRzmiHCDasuF_b7rDf2k_P7qhbiVlJLEdrlvmENxUXmW6Zq2ET2MREiuYZyjzjPfCnifklVmtR32N5rr_3KKPW1QZ7-qmM/s1600/arek.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj126pct-uT5NWRkKH8q7hE1w_ux5Zu9Rx03HSNpQUfNIkFJRzmiHCDasuF_b7rDf2k_P7qhbiVlJLEdrlvmENxUXmW6Zq2ET2MREiuYZyjzjPfCnifklVmtR32N5rr_3KKPW1QZ7-qmM/s320/arek.JPG" width="320" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiAPMNikYcjWzYJz4SOOyzBWKkZ-5qJPni5FGQ4V-fjo5Jci2P9G9HWBuXr6tSC_RfxTShedoP8fLFZgi05BdnDSHvztVqJ2Uomhv0VS1Rgw6mHS26SWN_yIn7VcTPTaYvnsPl9Y9v840/s1600/DSC04906.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiAPMNikYcjWzYJz4SOOyzBWKkZ-5qJPni5FGQ4V-fjo5Jci2P9G9HWBuXr6tSC_RfxTShedoP8fLFZgi05BdnDSHvztVqJ2Uomhv0VS1Rgw6mHS26SWN_yIn7VcTPTaYvnsPl9Y9v840/s200/DSC04906.JPG" width="150" /></a>Dewan Ambalan surawijaya ya itulah namanya, suatu organisasi
yang mampu mendidik kita menjadi disiplin, kompak tentunya penuh tanggung
jawab. Suatu masalah memang slalu ada dalam suatu organisasi tapi satu motto
kita ‘slalu hadapi masalah dengan kepala dingin dan slalu tersenyum’. Itulah yang
membuat kita slalu loyal di Organisai DA ini.</div>
<div class="MsoNormal">
Dewan Ambalan Surawijaya pun member materi- materi yang
cukup gaul kawan-kawan, hehe. Materi yang kita terima mulai dari kita
bergantung pada lingkungan sampai kita menciptakan hal baru untuk lingkungan.
Mau tau gak materi apa aja itu ? Sekolah di SMANSALA dong terus ikut ekstra
kurikuler Dewan Ambalan Surawijaya, hehe promosi dikit.<br />
</div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7rMZprtEUc4IMJnoNzMwcjDwR7UDJ59o4AbzqY_cPgRcbxrzSHowD2-5pHRusLvD-OdrpptGlrqP77pQB9tGWUsqh29o_RrQ6YViTxe53K1yaSNvnAesWzvE_s4_8xrdggu3hjB0v7Xg/s1600/100_4350.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7rMZprtEUc4IMJnoNzMwcjDwR7UDJ59o4AbzqY_cPgRcbxrzSHowD2-5pHRusLvD-OdrpptGlrqP77pQB9tGWUsqh29o_RrQ6YViTxe53K1yaSNvnAesWzvE_s4_8xrdggu3hjB0v7Xg/s320/100_4350.JPG" width="320" /></a>Dewan Ambalan Surawijaya ini mengajarkan kita bagaimana kita
mampu untuk maju kedepan dan menciptakan dunia yang lebih manis. Bukan hanya materi kepramukaan saja, tapi
juga ada PBB, Survival, cara membuat Bivoak, senam tongkat, SAR, masak lapang,
rayap sungai, rayap tanah, rayap tambang, prussic replying, pembuatan robot pun
sudah kami coba. Asik bukan ?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7392381840298663351.post-73535996080234420802012-10-28T23:04:00.001-07:002012-10-28T23:33:19.451-07:00menggambar teknik ala anak ipa <link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMM-2%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMM-2%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMM-2%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:SimSun;
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:宋体;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:1 135135232 16 0 262144 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:"\@SimSun";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:1 135135232 16 0 262144 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:ZH-CN;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:ZH-CN;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
</style>
--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal">
Hai guys.. jumpa lagi sama kita berdua Hayyu A. Anhar dan Maria Ramandita. Dalam tugas blog kali ini kita akan mengusung judul “MENGGAMBAR TEKNIK ALA ANAK IPA” emang seh di bandingin sama anak IPS lebih susah IPA , tau sendiri kan teknik dengan imajinasi. anak IPA kan menggunakan bantuan busur, jangka dan butuh ketelitian yang super duper njelimet :D Ga panjang lebar lagi langsung aja pada pokok pembicaraan. </div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBXdkdtu7PFFzStoSeMzO3JxkH_9eeJG9V8IS5xEeDgAEIttaNjmI1_K715g-38mOz6PsX_ZsNbkfbTkmXEy3co2BvGNqctiHA-4P8601QxlTz3TOS5OSHzjT2W_Hc1elVy68-9EIzq8Q/s1600/P18-09-11_12-44%5B2%5D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBXdkdtu7PFFzStoSeMzO3JxkH_9eeJG9V8IS5xEeDgAEIttaNjmI1_K715g-38mOz6PsX_ZsNbkfbTkmXEy3co2BvGNqctiHA-4P8601QxlTz3TOS5OSHzjT2W_Hc1elVy68-9EIzq8Q/s320/P18-09-11_12-44%5B2%5D.jpg" width="320" /></a>Yang pertama ini adalah gambar perspektif titik hilang , tau ga perspektif itu apa. Perspektif adalah gambar yang mengutamakan sudut pandang. Jujur gambar yang satu ini menurut kita lumayan susah. Tapi mau gimana lagi , butuh kata optimis buat nyeleseinyaa <span style="font-family: Wingdings;"></span>. Butuh ketelitian dan kesabaran yang di butuhkan dalam gambar ini. Ujung-ujungnya juga puas kok liat hasilnya , bahkan ada yang dapet lebih bagus dari kita. Semua perjuangan pasti ada hasilnya , yaah ini adalah hasil dari jerih payah kita buat gambar ini , good job <span style="font-family: Wingdings;"></span>!!!!<br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGkPwR7-JpP7xUAWdUiVo_GNHwyL-KhbLFbhs3K9Lh1mUrvfTCvYdl_FKWHZsl2xuMKtrKEEzIeyRDSnlMOlfKMnoFL27JXdCiNLJo0X6g2i6Afw39uDCkdcfLPdoN85XohRdY3jLU8U/s1600/untitled.bmp" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="file:///C:/DOCUME%7E1/MM-2/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGkPwR7-JpP7xUAWdUiVo_GNHwyL-KhbLFbhs3K9Lh1mUrvfTCvYdl_FKWHZsl2xuMKtrKEEzIeyRDSnlMOlfKMnoFL27JXdCiNLJo0X6g2i6Afw39uDCkdcfLPdoN85XohRdY3jLU8U/s320/untitled.bmp" width="320" />Ini adalah gambar yang kedua , tau kan ini gambar apa , yaa ini adalah almari. Menurut kita di bandingin sama yang awal tadi gambar ini lebih mudah. Bahkan jauh dari kata susah. Upps ga boleh buat ngeremehin hal yang menurut kalian ga penting karena ini menyangkut dengan tugas seni , tapi kita disuruh buat modifikasi kreasi almari yang sesuai dengan keinginan kita. Uda paham kan sama gambar yang ini ? yaa kita pastiin uda tau deh :p </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQjRjMP5YVi9JgLiicUcGemea3g6WnrcKLZ0b93ygMiSR0Ruhk1N2nkM9LnrK2v8-xWHdotCpgoNOt5ot2cU6WL0JubINNosGl-1nZ8qj5877HqoecPUsCN1Rh3AHB8CWV5n5uygWIFSY/s1600/clip_image006%5B3%5D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="97" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQjRjMP5YVi9JgLiicUcGemea3g6WnrcKLZ0b93ygMiSR0Ruhk1N2nkM9LnrK2v8-xWHdotCpgoNOt5ot2cU6WL0JubINNosGl-1nZ8qj5877HqoecPUsCN1Rh3AHB8CWV5n5uygWIFSY/s320/clip_image006%5B3%5D.jpg" width="320" /></a><br />
<br />
<br />
Next , ini adalah gambar yang ketiga. Ini adalah gambar perspektif 1 titik hilang eksterior rumah. Menurut kami gambar yang ketiga ini super duper susah banget !!! :o kita membutuhkan busur buat ngukur 90 derajat kelurusannya , sulit banget ! butuh ketelitian dan kesabaran buat ngukurnya. Tapi apa boleh buat , berjuang buat ngelarin tugas ini. Yakin bisa bisa dan bisa , buat tugas ini butuh waktu yang lama buat nyeleseinya. Butuh beberapa minggu dan akhirnya selesai <span style="font-family: Wingdings;">J</span> rasanya seneng banget kalo suatu kerjaan yang menurut kita susah ujung-ujungnya selesai <span style="font-family: Wingdings;">J</span> <span style="font-family: Wingdings;">J</span> </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nah .. itu tadi sekilas dari aksi kita yang bener-bener butuh perjuangan. Moga aja ketemu lagi sama kalian-kalian, maaf kalo ada salah-salah kata. See you next time <span style="font-family: Wingdings;">.</span><span style="font-family: Wingdings;"></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09017207979270990976noreply@blogger.com0