Me and My Act

Nama saya Maria Ramandita dan teman saya Hayyu Amaliadana Anhar. Kami sekolah di R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan, tepatnya di kelas XI IPA 7. Welcome to my blog :)

Tari khas Lamongan

Tari Boranan merupakan kreasi terbaru dari daerah Lamongan. Nama tari tersebut terinspirasi dari makanan tradisional Lamongan yaitu "Nasi Boranan". Boran adalah istilah khas Lamongan yang terbuat dari bambu untuk tempat nasi.

Dalam penampilan Tari Boranan, dibawakan secara berpasangan degan membawa properti bakul ( boran). Tari Boranan pernah mengikuti lomba Tarian Daerah di Jakarta, tepatnya
di Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) dalam rangka Hari Pariwisata Nasional. Semua orang terpaku akan kecantikan tarian tersebut, sehingga mendapat juara 1 dan dikirim kenegara Thailand.
Setiap ada kegiatan kesenian, Tari Boranan selalu mengisi acara tersebut. Termasuk juga vestifal HJL ( Hari Jadi Lamongan ) Tari Boranan juga ditampilkan yang dibawakan oleh 440 putri Lamongan bertepatan dengan Hari Jadi Lamongan yang ke- 440 di alun - alun Kota Lamongan. Para penari terlihat begitu lincah, serasi, dan kompak dalam membawakan Tari Boranan.

Para warga terlihat antusias dan datang berbondong untuk memperingati Hari Jadi Lamongan, selain itu mereka juga ingin melihat Kesenian Khas Daerah yang dicintai seperti Tari Boranan Tari Turonggo Solah, dan Tari Mayang Madu.

Situs Batujaya

Berdasarkan analisis bangunan dan peninggalan artefak yang ada, Batujaya merupakan kompleks candi tertua di Pulau Jawa.
Situs Batujaya
Sebelum setengah abad yang lalu, dunia arkeologi memang sepi dari temuan yang berarti. Namun sejak Situs Batujaya ditemukan pertama kali oleh warga di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, para arkeologi tercengang. Temuan itu boleh jadi merupakan prestasi terbesar di Asia selama 50 tahun terakhir ini.
Betapa tidak, berdasarkan riset para arkeolog dari Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia (UI), jumlah candi yang sudah diteliti (diekskavasi) di kawasan Batujaya sejak ditemukan pada tahun 1984 hingga 2000 itu mencapai 11 candi.
Malah menurut riset yang digarap Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (P3AN), hingga 2006 lalu di kawasan itu ada sekitar 31 candi. Dua di antaranya yang paling monumental adalah Candi Blandongan dan Candi Jiwa.
Keduanya berbentuk bujur sangkar dan bercorak Budha. Kedua candi tersebut sangat berbeda dibandingkan candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dibuat dengan bahan batu.
Candi Blandongan dan Jiwa tersusun dari bata merah yang konon dicampur dengan kulit kerang. Maklum, ketika itu sangatlah sulit menemukan batuan andesit di lokasi yang tak jauh dari pantai utara Jawa.
Sementara itu, lapisan dinding dan hiasan candinya menggunakan bahan yang unik, yakni stuko atau campuran dari pasir, kerikil, dan kulit kerang. Candi Blandongan berukuran lebih besar, dengan panjang dan lebar masing-masing 24,2 meter.
Candi bertingkat satu dengan satu stupa di tengahnya ini punya empat tangga yang berfungsi sebagai pintu.
Menurut Hasan Djafar, arkelog dari UI yang menjadi Ketua Tim Penelitian Batujaya, dengan desain arsitektur seperti itu, Candi Blandongan diduga merupakan candi utama di kompleks Batujaya.
Sementara itu, Candi Jiwa yang berukuran panjang dan lebar masing- masing 19 meter serta tinggi 4,7 meter itu tidak memiliki pintu dan tangga.
Bentuk semacam ini jelas tidak ditemukan pada candi manapun di Indonesia. Pada bagian atas candi tersusun bata melingkar dengan ukuran diameter enam meter.
Para arkeolog menduga bangunan tersebut merupakan stupanya. Bentuk di bagian atas laksana bunga padma atau teratai. Di tengahnya terdapat denah struktur melingkar sebagai tempat stupa atau lapik patung Budha.
Candi Tertua Berdasarkan analisis bangunan dan peninggalan artefak yang ada, Djafar yakin, Batujaya merupakan kompleks candi tertua di Pulau Jawa.
Alasannya, umur benda-benda bersejarah itu berasal dari abad ke-2 hingga ke-12. Dengen demikian, Situs Batujaya berada di ambang batas masa prasejarah dan sejarah.
Seperti diketahui, batas masa prasejarah adalah sebelum tahun 400 Masehi. Beragam benda kuno yang ditemukan antara lain arca, manikmanik (terbuat dari batu, kaca, dan emas), serta tembikar yang berjumlah sekitar 10.000 buah.
Tembikar yang berupa perikuk, kuali, kendil, piring, mangkok, guci, tungku, bandul jala, dan lain-lain ini berasal dari berbagai daerah dan negara.
Sementara itu, 30 fosil kerangka manusia yang ditemukan, berdasarkan analisis arkeolog, berasal dari periode prasejarah yang disebut Buni Pottery Complex atau Kompleks Tembikar Buni.
Buni merupakan bekas permukiman prasejarah yang punya tradisi menguburkan mayat yang dibekali benda-benda berharga seperti gelang kaca, manik-manik (yang terbuat dari kaca, batu, atau emas), dan lain-lain.
Buni ditemukan di dekat Kali Bekasi. Melalui berbagai penemuan mencengangkan itulah wajar kalau para arkeolog menyimpulkan Situs Batujaya sebagai penemuan arkeologi terbesar di Asia dalam 50 tahun terakhir ini.
Kini, Anda pun bisa menikmati jejak-jejak dan hasil karya nenek moyang kita yang fenomenal itu. Apalagi, akses ke lokasi yang terletak di koordinat 6o 6’ 15” – 6o 6’ 17” Lintang Selatan dan 107o 9’ 1” – 107o 9’ 3” Bujur Timur itu mudah dijangkau. Usai dipugar, Situs Batujaya semakin ramai dikunjungi masyarakat luas.
Apalagi menjelang hari raya Waisak, umat Budha memanfaatkan candi itu untuk menggelar upacara suci tersebut. Tak cuma itu, warga non-Budha pun terlihat menaruh sesaji di Candi Jiwa itu usai panen raya.
Menurut keterangan warga, pemberian sesaji itu merupakan bentuk terima kasih kepada Dewi Sri atas panen padi yang berlimpah.
Menurut ajaran Hindu, semua yang mengatur masalah keberhasilan membudidayakan tanaman padi tak terlepas dari peran Dewi Sri.
Lumbung Beras Terlepas dari mitos tersebut, faktanya Karawang memang dikenal sebagai lumbung beras nasional. Tanahnya subur.
Para petani bebas menanam padi sepanjang tahun tanpa harus menunggu musim hujan tiba. Karawang juga tak pernah dilanda kekeringan. Air irigasi yang berasal dari Sungai Citarum itu mencukupi kebutuhan budidaya tanaman.
Citarum adalah sungai purba yang mengalir mulai dari hulu di Gunung Wayang, Malabar hingga bermuara di Laut Jawa. Sungai yang memiliki lebar 40 hingga 60 meter di bagian hilir ini berkelak-kelok dan mempunyai tiga anak sungai; Solo Bungin, Solo Balukbuk, dan Muara Gembong. Selain itu, kawasan Batujaya juga dialiri tiga sungai lainnya, yakni Pakis, Sukajaya, dan Cikiong.
Lokasi Situs Batujaya
Dengan kondisi topografi se macam ini, tak heran kalau di masa lampau Batujaya dijadikan kawasan persawahan dan perkebunan. Karena lokasinya sangat dekat dengan pantai (sekitar enam kilometer dari Candi Batujaya), sebagian penduduk tempo dulu berprofesi sebagai nelayan.
Jejak itu terlihat jelas dengan adanya jaring bandul dan sisa-sisa merang yang ditemukan di Candi Batujaya.
Berbekal berbagai temuan bendabenda purbakala itu, kita sebenarnya bisa merekonstruksi masa lalu. Puluhan ribu tembikar yang ditemukan itu merupakan representasi dari hiruk pikuknya berbagai kegiatan pertanian, perdagangan, dan penangkapan ikan masa lalu.
Di sektor perdagangan misalnya, nenek moyang kita itu sudah menjalin hubungan dagang dengan berbagai negara seperti Thailand, Vietnam, Cina, Eropa, dan India.
Tembikar Arikamedu yang ditemukan di Batujaya misalnya, sebenarnya berasal dari pelabuhan kuno di India Selatan pada abad ke-1.
Mereka juga sudah mengenal stratifikasi sosial dan kepemimpinan jauh sebelum Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-5.
Transaksi perdagangan bukan hanya terjadi di daerah pantai. Melalui Sungai Citarum, aneka barang kuno itu disalurkan hingga ke pedalaman-pedalaman.

Biografi Cut Nyak Dien

pahlawan nasional, sang wanita baja dari tanah serambi Mekkah, tokoh pejuang kemerdekaan yang berkiprah sebelum masa kebangkitan nasional. Namanya begitu populer sehingga sutradara Eros Djaroet pernah mengangkat kisah kehidupan (biografinya) dalam layar lebar. Cut Nyak Din lahir di Lampadang Provinsi Aceh tahun 1850 dan wafat dalam pengasingan di Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. Cut Nyak Din menikah pada usia 12 tahun dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Namun pada suatu pertempuran di Gletarum,Juni 1878, sang suami Teuku Ibrahim gugur. Kemudian Cut Nyak Dien bersumpah hanya akan Menerima pinangan dari laki-laki yang bersedia membantu Untuk menuntut balas kematian Teuku Ibrahim.


Cut Nyak Din akhirnya menikah kembali dengan Teuku Umar tahun 1880 juga seorang pejuang Aceh yang sangat disegani Belanda. Sejak menikah dengan Teuku Umar, tekad perjuangan Cut Nyak Din makin besar. Ia berjuang bersama suaminya sejak tahun 1893 hingga Maret 1896. Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura bekerjasama dengan Belanda sebagai taktik untuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang lainnya. Sementara itu Cut Nyak Din berjuang melawan Belanda di kampung halaman Teuku Umar. Teuku Umar akhirnya kembali lagi bergabung dengan para pejuang Aceh lainnya setelah berhasil mendapatkan peralatan perang dan taktiknya diketahui Belanda. Tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur dalam pertempuran sengit di Meulaboh, namun Cut Nyak Din teus melawan Belanda dengan cara bergerilya. Ia tidak pernah mau berdamai dengan Belanda yang disebutnya ”kafir-kafir”. Perjuangannya yang berat dengan bergerilya keluar masuk hutan membuat kondisi pasukan dan kesehatannya mengkhawatikan. Cut Nyak Dien menderita sakit encok dan matanya menjadi rabun. Merasa kasihan dengan kondisi pimpinannya, para pengawal Cut Nyak Dien akhirnya membuat kesepakatan dengan Belanda bahwa Cut Nyak Dien boleh ditangkap dengan catatan diperlakukan secara terhormat danbukan sebagai penjahat perang. Setelah menjadi tawanan, Cut Nyak Dien masih sering didatangi para simpatisan dan orang-orang syang setia kepadanya. Belanda menjadi curiga sehingga Cut Nyak Dien diasingkan di Sumedang Jawa Barat tanggal 11 Desemeber 1905.

Cut Nyak dien akhirnya wafat di pengasingan. Ia tetap dikenang rakyat Indonesia sebagai pejuang yang berhati baja sekaligus ibu dari rakyat Aceh. Pemerintah RI menganugerahi gelar pahlawan kemerdekaan nasional berdasarkan SK Presiden RI No 106/1964.

Teknik mebuat pupuk Organik

Pembuatan Pupuk Dengan Bantuan Bakteri EM4

Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM).
Bahan-bahan :

* Susu sapi atau susu kambing murni.
* Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
* Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.
Alat-alat yang diperlukan :

Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :

* Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
* Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
* Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
* Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.

Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/
Cara Pembiakan Bakteri

Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi:

1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:

Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:

Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.
Menakar Komposisi Kandungan EM4
HORISON
OLEH: WAYAN NITA
Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.
Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung 90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2 terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida organik.
Mari membuat kompos skala rumah tangga
Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic.
Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.

Bagaimana Kompos Terjadi

Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Peralatan

Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Pengomposan
- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.

Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Cara Membuat Pupuk Cair Organik
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:

Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/
Cara Membuat Pupuk Hijau Organik
Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:

200 kg hijau daun atau sampah dapur.
10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:

Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.